Entah apa yang terjadi pada Safira. Tubuh masih belia. Tiga tahun. Tapi penyakit yang merubung tubuhnya luar biasa menggerikan, penuh misteri dan membuat kita merinding. Betis gadis kecil ini dipenuhi dengan puluhan paku. Tertanam di dalam daging.
Hingga Rabu kemarin, 2 November 2011, para dokter di Rumah Sakit Umum Pare-pare Sulawesi Selatan, berusaha memecahkan pertanyaan dari mana asal-usul paku-paku itu. Dunia kedokteran dan kesehatan juga ramai mediskusikan kasus ini. Aneh tapi nyata. Dan harus dicari penjelasan medisnya.
Derita Safira mulai dirasakan dua bulan lalu. Ketika itu benda-benda aneh ini mulai terlihat di betis mungilnya. Menjulur lewat benjolan di betis kanan. Ibunya terkesiap. "Saat itu dia mengalami luka. Lalu kelihatan ada benda seperti paku di betisnya. Dicabut, ada satu mirip paku," kata paman Safira, Wawan, saat dihubungi VIVAnews.com dari Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 2 November 2011.
Dirundung kecemasan, orang tuanya memeriksa sekujur tubuh gadis kecil ini. Tak ada di punggung, tapi di betis kirinya juga ada benjolan. Dan bukan cuma satu tapi banyak. Puluhan benjolan itu menjorok dari dalam ke luar. Jika dilihat seperti ada logam. Saat diperiksa secara fisik, ada benjolan-benjolan lain.
Keluarga mengharubiru. Menolong Safira tapi tak punya uang ke Rumah Sakit. Apalagi, kata Wawan, sang keponakan tidak menunjukkan gejala-gejala aneh. Tetap normal seperti anak-anak seusianya. Beruntung ada pertolongan dari Jaminan Kesehatan Daerah. "Alhamdullilah, seluruh biaya ditanggung Jamkesda," kata sang paman.
Safira lalu dibawa ke rumah sakit empat hari lalu. Para dokter melakukan rontgen pada dua betisnya. "Hasilnya positif. Bahwa benda yang berada di dalam betis Safirah itu memang benar-benar logam," kata Wawan.
Operasi pun dilakukan. Hasilnya cukup mengejutkan. Tim dokter berhasil mengangkat 26 buah logam dari kedua betis bocah ini. Logam-logam yang berbentuk seperti paku itu memiliki ukuran dan jenis yang berbeda. Total, ada 24 batang logam berbentuk paku, satu potongan jarum suntik, dan sebatang aluminium. "Panjangnya 3 hingga 5 centimeter," kata Direktur RSUD Andi Makassau, Dokter Jamal, saat dihubungi VIVAnews.com dari Makassar, Rabu 2 November 2011.
Penderitaan Safira belum usai. Sebab masih ada satu logam lagi. Yang ini posisinya sulit. Menancap di antara perut dan punggung. Diduga logam dengan ukuran dan jenis yang sama. "Yang ini berada di otot dalam," kata Wawan. Berdasarkan hasil diskusi dengan dokter, paku yang terakhir itu akan diangkat setelah kondisi Safira stabil.
Dari Mana Benda-benda Aneh Ini
Pertanyaan yang kini merasuk banyak orang dan para dokter itu adalah dari mana asal-usul paku-paku dan jarum suntik dalam betis Safira itu. Lantaran aneh dan belum ada penjelasan medis itu, keluarga menduga penyakit ini karena guna-guna ilmu hitam. Alasannya, keluarga yakin Safira tidak pernah dan tidak akan bisa memasukkan benda-benda logam ke dalam tubuhnya sendiri.
Juga tidak ada anggota keluarga lain yang dengan tega memasukkan benda itu ke dalam betis kecil Safira. Safira yang masih anak-anak itu tidak mungkin bisa memasukkan benda logam ke dalam betis-betisnya. Apalagi di kedua betisnya itu tidak ada bekas ataupun pembengkakan. "Kalau masukkan sendiri, pasti membengkak," kata Wawan.
Bila itu memang karena ilmu hitam, keluarga juga masih meragukan. Karena, kata Wawan, selama ini ibu Safira, Sarifa, selalu bersikap baik kepada orang lain. Begitu juga anggota keluarga lainnya. "Saya juga heran mengapa bisa terjadi seperti ini. Menurut pengakutan ibunya, kalau misalnya ada dugaan ilmu hitam, selama ini dia selalu baik pada tiap orang. Tapi kenapa justru anak ini yang terkena," ujar Wawan.
Paku dalam betis Safirah
Direktur RSUD Andi Makassau, Pare-pare, Sulawesi Selatan, Dokter Jamal mengakui kasus jenis ini baru pertama kali ditangani rumah sakit yang dipimpinnya. Dokter Jamal tidak berani menyimpulkan penyakit apa yang diderita Safira.
Dia juga mengakui ini kasus aneh yang belum dapat dijelaskan secara medis. "Tapi ini fakta dan tidak kami bantah. Saya pribadi menganggap ini aneh. Kalau ini disengaja, juga tidak mungkin," kata Dokter Jamal. Untuk penelitian lebih lanjut, logam yang diangkat dari betis Safira akan dikirim ke Makassar. Logam-logam itu akan diteliti di bagian patologi RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Kejadian sejenis terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Noer Syaidah, wanita berusia sekitar 40 tahun, mengalami kejadian tak kalah anehnya. Noer Syaidah mengalami sakit dan nyeri di bagian perut sejak 1991. Secara perlahan namu semakin kentara, sejak saat itu beberapa utas kawat mulai menyembul dari dalam perutnya.
Setelah dilakukan rontgen, tampak jelas bahwa benda-benda yang bermunculan dari perutnya itu adalah kawat yang melilit. Tak jarang pula Noer Syaidah memotong sendiri kawat-kawat yang menjulur. Hal itu dilakukan agar kawat-kawat tadi tidak semakin memanjang.
0 komentar:
Posting Komentar